Selasa, 21 Juni 2011

KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN 2


KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
A.    TUJUAN PEMBELAJARAN KEGIATAN 2
-      Peserta diklat dapat mengetahui kerusakan dan cacat pada kayu
-      Peserta diklat mengetahui mutu dan kelas kayu
-      Peserta diklat dapat menjelaskan cara pengawetan kayu
B.     URAIAN MATERI 2
a.      Kerusakan Dan Cacat Kayu
Yang dimaksud kerusakan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat adanya/terjadinya reta-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga atau jamur; juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya perubahan warna, berubahnya nilai dekoratif. Hal ini dapat diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu, misalnya :
-      Pememliharaan hutan yang kurang baik
-      Cara penebangan pohon yang salah,
-      Pembagian kayu yang keliru,
-      Cara menggergaji yang keliru, dan
-      Pengeringan kayu yang tidak sesuai.
1.      Cacat mata kayu
Mata kayu merupakan lembaga atau bagian cabang yang berada di dalam kayu. Mata kayu dapat dibedakan :
-      Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.
-      Mata kayu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.
-      Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya

Pengaruh mata kayu :
-      Mengurangi sifat keteguhan kayu
-      Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayu sehat).
-      Mengurangi keindahan permukaan kayu
-      Menyebabkan lubangnya lembara-lembaran finir.
2.      Pecah dan belah
Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang. Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka :
-      jika lebar terpisahnya serat ≤ 2 mm, dinamakan retak.
-      Lebar terpisahnya serat ≤ 6 mm, dinamakan pecah
-      Lebar terpisahnya serat ≥ 6 mm, dinamakan belah
Penyebab terjadinya cacat pecah dan belah, diantaranya :
-      Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering.
-      Tekanan di dala tubuh kayu yang kemudian terlepas padawaktu kayuditebang.
-      Kesalahan dalam teknik penebangan atau menimpa benda-benda keras.
Pengaruh cacat pecah atau belah :
-      Mengurangi keteguhan tarik
-      Mengurang keteguhan kompresi, distrubsi beba jadi tidak merata.
-      Keteguhan geser berkurang, akibat luasan daerah yang menahan beban berkurang.
3.      Pecah busur dan pecah gelang
Pecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah klanjutan dari pecahbusur yang kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih darisetngah lingkaran. Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang, diantaranya :
-      Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering.
-      Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan.
-      Pengaruh cacat jenis ini sama dengan halnya pengaruh cacat belah dan pecah.
4.      Hati rapuh
Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Cacat hati rapuh merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh didaerah tropis, seperti : meranti. Bagian kayu yang rapuh umumnya menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata.
Cacat hati rapuh mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak adanya kekuatan dari sumbu mesin untuk mencengkram dolok tersebut.
5.      Arah serat
Beberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga kayu sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan, namun mempunyai keteguhan belah yang tinggi. Jenis kayu ini mempunyai serat yang melintang artinya tidak sejajar dengan sumbubatang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi keteguhan kayu.
6.      Cacat akibat jamur penyerang kayu
Jamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi :
-      jamur pembusuk kayu
-      jamur pelapuk kayu
-      jamur penyebab noda kayu
Pada tahap permuaan serangan jamur akan mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu yang nyata, cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidakberserpih. Untuk jamur penyebab noda kayu, secara umum sedikit sekali pengaruhnya terhadap kekauatan kayu dan biasanya tidak menurunkan kekuatan yang besar, pengaruh terbesar adalah mengurangi keindahan, akibat timbulnya warna-warna yang kotor (noda-noda).
7.      Cacat akibat Serangga perusak kayu
Jenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap, kumbang kayu, dan bubuk kayu. Kayu merupakan makanan dan tempat tinggal serangga tersebut, sehingga jelas bahwa serangga-serangga tersebut akan membuat lubang-lubang terowongan didalam kayu yang mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang.
8.      Lubang gerek dan lubang cacing laut
Lubang gerek adalah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga penggerek dan leubang cacing laut adalah lubang-lubang yang disebabkan oleh cacing laut. Lubang gerek yang kecil hanya akan menurangi keindahan kayu saja, tetapi jika banyak akan mengakibatkan menurunnya kekuatan kayu, bahkan kayu tidak bisa dimanfaatkan lagi. Begitu halnya dengan lubang cacing.
b.      Mutu Dan Kelas Kayu
Beberapa komponen konstruksi bangunan perumahan yang dapat menggunakan kayu gergajian sebagai bahan, antara lain :
    1. Tiang pancang pada tanah di bawah muka air atau tanah terkena pengaruh air asin.
    2. Tiang pancang pada tanah di atas muka air dan kayu harus diawetkan secara khusus.
    3. Rangka, gording, usuk (kaso), tiang, balok, papan, kuda-kuda, balok plafon atau reng.
    4. Papan cucuran, papan lis atau papan atap lainnya.
    5. Kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, ambang atau bentuk sambungan lainnya.
    6. Konstruksi tangga (pegangan dan injakan tangga).
    7. Lantai biasa
    8. Lantai keras
    9. Papan dinding
    10. Kayu profil (moulding)
Adapun mutu dan kelas kayu yang digunakan untuk bahan bangunan antara lain yaitu:
    1. Kelas Kuat I dan II
No.
Nama Jenis Perdagangan
Berat Jenis Rata-rata
Kegunaan pada Konstruksi Bangunan Perumahan
A. Tidak Perlu Diawetkan
1
Balau (Damar laut)
0,98
1,3,5,8
2
Bendaru (Garu/Fordaru)
1,04
1,5
3
Berumbung
0,85
1,3,5,7,9,10
4
Johar (Joar/Tenguli/Sebusuk)
0,84
1,3,7,9
5
Keranji (Kayu Lilin)
0,98
1,8,9
6
Kuku (Kayu besi, kayu laut)
0,87
7,9
7
Kulim (Kayu bawang hutan)
0,94
1,3,5
8
Merbau (Ipil/K. Besi/Ketarum/Alai)
0,80
1,5,8,9
9
Kayu Patin (Selumar)
0,92
1,3,5,7,9
10
Pelawan (K.Kulus, K. Luluk)
1,00
1,3,7
11
Petaling
1,91
1,3,7,9
12
Rasamala
0,81
1,3,5,7,9
13
Rengas
0,69
1
14
Tembesu
0,81
1,8
15
Ulin
1,04
1,3,5,7,9
B. Perlu Diawetkan
1
Bongin
1,02
1,3,7
2
Bungur
8,8
1,3,5,7,9
3
Cempaka (Membalun)
0,71
1,3,7,9
4
Kapur Petanang
0,75
1,3,7,9
5
Kempas (Tualang ayam)
0,95
1,2,3,7,8
6
Keruing
0,79
1,2,3,5,6,7,8,10
7
Kolaka
0,96
1,3,7,9
8
Menjalin
0,58
1,3,9
9
Nyatoh (Balam)
0,67
5,7,9,10
10
Pasang
0,58
1,3,7,9
11
Perepat Darat
0,76
1,3,7,9
12
Punak
0,76
1,3,5,7,9,10
13
Puspa
0,62
1,3,5,7,9
14
Putat
0,80
1,3,5,7,9
15
Resak
0,70
1,3,8
16
Simpur
0,60
1,3,7,9




    1. Kelas Kuat III Keatas
No.
Nama Jenis Perdagangan
Berat Jenis Rata-rata
Kegunaan pada Konstruksi Bangunan Perumahan
A. Tidak Perlu Diawetkan
1
Cempaka
0,41
1,2,5,7,9,10
B. Perlu Diawetkan
1
Bayur
0,52
1,3,5
2
Benuang
0,39
1,3,9
3
Bintangur (Kapur Naga)
0,78
4,9,10
4
Cengal
0,70
1,3,5,8
5
Durian
0,64
4,5,9
6
Gadog
0,65
1,3,7,9
7
Kenari
0,55
1,3,7,9
8
Gerunggang
0,65
1,3
9
Gofasa (Laban)
0,74
1,3,5,7,9,10
10
Jangkang (Mempisang)
0,63
5,9,10
11
Jelutung (Pulai Nasi)
0,40
10
12
Kemenyan
0,57
1,3,9,10
13
Kenanga
0,33
10
14
Ketapang
0,41
1,3,5,7,9,10
15
Kupang
0,54
1,3,5,7,9,10
16
Mahang
0,30
3,5,9
17
Medang
0,36
1,3,5,7,8,9,10
18
Membacang
0,49
4
19
Mendarahan
0,36
5,9,10
20
Mensira Gunung
0,61
1,3,5,9,10
21
Meranti Merah
0,55
4,5,7,9,10
22
Meranti Putih
0,54
4,5,7,10
23
Merawan
0,70
1,4,9
24
Merpayang
0,65
1,3,7,9,10
25
Mersawa
0,46
4,7,9
26
Perupuk
0,56
1,3,7,9,10
27
K. Pinang
0,65
1,3,5,7,9,10
28
Pulai
0,46
10
29
Ramin
0,63
4,5,6,7,9,10
30
Sampang
0,39
5,9,10
31
Sendok-sendok Sepetir
0,45
9,10
32
Sindur
0,59
1,3,5,7,9
33
Sungkai
0,63
1,3,5,9,10
34
Surian
0,38
1,3,5,7,9,10
35
Tepis
0,41
1,3,5,7,9,10
36
Terap
0,44
1,3,9
37
Terentang
0,41
9,10
c.       Cara Pengawetan Kayu
1.      Cara pemulasan dan penyemprotan
Cara pengawetan yang paling sederhana dan menghasilkam pengawetan yang kurang baik karena van pengawet yang masuk dan diam pada kayu hanya sedikit serta van pengawet mudah luntur. Dianjurkan hanya dipakai sementara,serangan perusak kayu tidak ganas dan untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Contohnya member lapisan cat pada kayu, melabur kayu dengan ter,dll
2.      Cara rendaman
Kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan kepekatannya selama beberapa hari. Kayu harus terendam semua. Ada tiga cara perendaman yaitu rendaman dingin,panas dan panas dingin.
Keuntungannya : penetrasi dan retensi van pengawet lebih banyak, kayu dalam jumlah besar dapat diawetkan bersama, larutan dapat digunakan berulangkali
Kerugiannya : Waktunya lama terutama rendaman dingin,peralatannya mudah kena karat,pada proses rendaman panas kayu dapat terbakar dan kayu basah sulit diawetkan dengan cara ini.
3.      Cara tekanan dan vakum (cara modern)
Keuntungannya: penetrasi dan retensi bahan pengawet tinggi sekali, waktunya singkat dan dapat mengawetkan kayu basah atau kering
Kerugiannya: biayanya mahal,perlu ketelitian tinggi dan hanya digunakan untuk perusahaan komersil
Menurut cara kerjanya,prose ini dibagi menjadi:
-      Proses sel penuh, dimana pada proses ini bahan pengawet mengisi seluruh lumen sel kayu. Dimana proses sel penuh ada 2 cara yaitu metode bethel dan bernett
-      Proses sel kosong, yaitu bahan pengawet hanya mengisi ruang antar sel kayu. Ada 2 cara yaitu rueping menggunakan tekanan awal 4 atmosfer dianikkan sampai dengan 8 atm dan cara lawry mengunakan tekanan awal 7 atm.
Urutan cara kerja proses sel penuh:
-      Kayu dimasukkan kedalam tangki tertutup rapat
-      Dilakukan pengisapan udara dalam tangki dengan tekanan 60 cm/hg selama ± 90 menit
-      Sambil di vakum, bahan pengawet dimasukkan ke tangki sampai penuh
-      Setelah penuh, vakum dihentikan diganti dengan proses tekanan ± 8-15 atm selama ± 2 jam
-      Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
-      Dilakukan vakum terakhir ± 40cm/hg selama ±10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet
Unuk cara kerja proses sel kosong:
-      Kayu dimasukkan kedalam tangki tertutup rapat
-      Langsung diberi tekanan kedalam tangki ± 4 atm selama ± 10-20 menit
-      Bahan pengawet dimasukkan dalam tangki sampai penuh
-      Tekanan ditingkatkan sampai 7-8 1tm selama 2 jam
-      Tekanan dihentikan,bahan pengawet dikeluarkan
-      Dilakukan vakum terakhir ± 60cm/hg selama ± 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet
C.    RINGKASAN 2
-      Kerusakan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat adanya/terjadinya reta-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga atau jamur; juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya perubahan warna, berubahnya nilai dekoratif.
-      Mutu dan kelas kayu yang digunakan untuk bahan bangunan antara lain yaitu : Kelas Kuat I dan II, kelas kuat III keatas
Cara-cara pengawetan kayu yaitu antara lain dengan cara pemulasan dan penyemprotan, cara rendaman, dan cara tekanan dan vakum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar